YANG NGGAYA
YANG BERDUIT
(Hubungan
Fenomenologi Sosial dalam Gaya Hidup pada Mahasiswa)
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi. Tentunya mahasiswa berbeda
dengan siswa SD, SMP, dan SMA. Secara jenjang pendidikan, mahasiswa mempunyai
tingkatan pendidikan yang lebih tinggi daripada siswa. Secara pengetahuan, mahasiswa
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih luas daripada siswa. Dan secara usia,
mahasiswa cenderung lebih tua umurnya daripada dengan siswa dan dari cara hidup
mahasiswa dituntut untuk bisa hidup mandiri dan bebas dari pantauan orang tua,
dari kebebasan itulah muncul berbagai gaya hidup. Dari narasumber yang saya
wawancarai, gaya hidup mahasiswa bermacam-macam seperti konsumeris,
fashionable, suka berbelanja, berfoya-foya, nongkrong dan lain-lain. Tulisan
ini akan menjelaskan tentang gaya hidup
mahasiswa di era sekarang, yang dialami secara langsung oleh narasumber. Lalu
bagaimana hubungan antar gaya hidup pada mahasiswa dengan fenomenologi ?.
Fenomenologi memfokuskan
pada pemahaman dan pemberian makna atas berbagai tindakan yang dilakukan seseorang
atau orang lain di dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan sosial tidak
bergantung pada makna yang diberikan oleh individu melainkan pada kesadaran
subyektif aktor. Tujuan dari fenomenologi adalah menganalisis dan melukiskan
kehidupan sehari-hari atau dunia kehidupan sebagaimana disadari oleh aktor. Fenomenologi
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai
atau memahami fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisis data
yang diperoleh.
Pemahaman dan pemberian makna tersebut diaplikasikan pada gaya hidup
mahasiswa era sekarang yang dialami oleh narasumber yang saya wawancarai yaitu
sebagai berikut :
Melalui celah-celah
jendela, terik matahari mulai memasuki kamar sempit itu, saat itu juga Damar
mulai membuka laptopnya, dia ingin menuangkan beberapa idenya untuk
menyelesaikan skripsinya. Tapi apa daya, baru sekitar 15 menit dia menutup
kembali laptopnya. Damar merasa jenuh, dia ingin pergi menyegarkan pikiran atau
badannya, tapi malangnya di dompet hanya ada 1 lembar gambar Sultan Mahmud
Badaruddin II dan 2 lembar gambar Tuanku Imam Bonjol . “Jangankan untuk
bersenang-senang, untuk makan dan beli bensin saja (mungkin) tidak cukup.”
ucapnya pelan.
Damar ingin bersenang-senang
seperti teman-temannya. Di saat mereka jenuh, saat itu juga mereka bisa
mengatasi kejenuhannya, ada yang pergi ke puncak, membeli gundam, pergi ke
tempat makan yang enak, dan masih banyak yang lainnya. Namun Damar teringat
dengan kondisi orang tuanya di kampung, mereka pontang panting bekerja untuk
mendapatkan uang demi kehidupan anaknya di perantauan, dan tidak jarang mereka
meminjam uang tetangga hanya untuk sesuap nasi anaknya yang di perantauan.
Hati Damar selalu
gelisah, dia bingung harus bagaimana mengatur kiriman uang yang menurutnya
masih sangat “kurang” sedangkan kebutuhan hidupnya semakin bertambah.
Masih Pantaskah Baju
Ini ?
Dengan menggunakan celana
pendek dan handuk yang ada di pundaknya, dia sibuk mencari baju untuk di pakai
saat bertemu dengan pacarnya, dia menemukan 1 kaos berwarna cream, tapi setelah
dilihat-lihat ternyata kaos itu sudah bolong,
ada yang lepas jahitannya dan lubang itu tepat di sebelah kanan pundaknya .
Damar mulai mencari baju
yang lain, selain yang ada di jemuran yang sesekali masih meneteskan air, dia
tidak menemukan apa yang dicarinya. Damar merasa bingung, harus memakai baju
yang mana ketika dia ingin bertemu dengan pacarnya. Hampir setiap kali ketemu,
pacarnya sudah hafal dengan baju yang dikenakan Damar. Damar malu pada pacarnya
yang juga sebagai orang terdekat dia, setiap ada masalah yang menimpanya, Damar
selalu menceritakan masalah itu kepada pacarnya entah masalah uang, keluarga
atau masalah yang lainnya. Tapi di sisi lain Damar merasa yakin jika pacarnya
benar-benar mencintainya, benar-benar bisa menjaga apa yang sudah diceritakan
dan menjaga hubungan yang sudah dijalani dalam waktu hampir 4 tahun. Pasti
pacarnya bisa mengerti kondisi yang sekarang terjadi pada Damar.
Apa yang Mereka Lakukan ?
Dengan mengendarai motor
sederhana berwarna merah marun dan hitam, dia pergi menemui pacarnya. Mereka
bertemu hanya untuk makan bersama di sebuah warung tegal (warteg), sambil
menceritakan apa yang terjadi selama mereka tidak bertemu. Dan apa yang mereka
pesan? Mereka hanya memesan sepiring nasi dengan guyuran sayur asam, 1 atau 2
buah tahu goreng, ya hanya itu. Seringkali Damar merasa sedih, dia ingin
seperti teman-temannya, makan makanan enak, tapi Damar kembali teringat dengan kondisi
orang tuanya di kampung, apalagi adiknya sekarang mau masuk ke universitas
pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pernah beberapa kali ketika selesai
makan, pacarnya yang membayar makan. Mungkin bagi orang lain hal itu sangat
gengsi tapi bagi dirinya itu membuatnya senang, senang dalam arti makan ada
yang traktir, dan senang ketika orang yang disukai benar-benar mencintainya
dalam susah dan senang.
Nongkrong…
Selesai
makan, sesekali mereka berdua pergi ke taman Unnes atau embung untuk sekedar
jalan-jalan atau mencuci mata setelah seharian merasakan penatnya hidup di
negeri orang. Hal itu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan dan
ketika mereka ingin refreshing tetapi
masih menunggu transferan dari orang tua. Dan kebetulan juga, kondisi pacarnya
sama apa yang dirasakan Damar, mungkinkah mereka jodoh ?? Hanya Tuhan yang tahu
masalah jodoh.
Ketika
Damar merasa bosan, dia pergi ke kamar lalu tidur, dia tidak ingin diganggu
oleh siapapun. Berbeda dengan teman-temannya yang ketika jenuh mereka sesuka
hati pergi ke tempat hiburan atau nongkrong di kafe dan lain-lain.
|
1.
Berbuat
sesuka hati dengan isi dompet
2.
Fashionable
3.
Konsumeris
4.
Suka
berfoya-foya
5.
Motor
Keren
Mahasiswa Tidak
Mampu
1. Pasrah dengan isi dompet
2.
Berpakaian sederhana
3.
Makan seadanya
4.
Lebih memilih tidur
5.
Motor Sederhana
Dari fenomena
ini, sang aktor mempunyai kesadaran untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dimilikinya, bahkan dia rela untuk mengalahkan gengsinya agar dia bisa
hidup di perantauan dengan isi dompet yang pas-pasan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar