Selasa, 03 November 2015

Belajar IPS itu PENTING !



Mengapa kita harus belajar IPS ??
A.    Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS adalah salah satu mata pelajaran yang dikaji dalam Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama/Atas, bahkan juga ada di Perguruan Tinggi. Walaupun sama-sama mengkaji IPS tetapi memiliki banyak perbedaan, di SD dan SMP masih belum jelas pembagiannya dan masih umum, sedangkan pada tingkat SMA sudah jelas pembagiannya (Ekonomi, Geografi, Sosiologi) dan sedikit khusus. Paling terperinci yaitu di Perguruan Tinggi karena disinilah kita mempelajarinya dalam lingkup jurusan/prodi.
B.     Pembahasan
Semakin tinggi kebutuhan masyarakat maka semakin banyak muncul ilmu-ilmu yang baru. Dalam kehidupan masyarakat selalu timbul berbagai masalah yang bermacam-macam penyebabnya. Jika satu masalah sudah teratasi maka akan timbul masalah yang baru, ibarat kata mati satu tumbuh seribu
. Disinilah IPS muncul sebagai solusi dari berbagai masalah tersebut.
Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS mencakup berbagai disiplin ilmu antara lain ilmu hukum, ilmu politik, ilmu komunikasi, ilmu sejarah, ilmu psikologi, ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu geografi, dan ilmu ekonomi. Dalam ilmu ini menggunakan sudut pandang masyarakat dan kebenarannya bersifat mutlak serta menggunakan data-data kualitatif. (Pengantar Ilmu Sosial, Dra. Puji Hardati, M.Si.,dkk.)
Dalam dunia pendidikan, terdapat asas pelaksanaan pendidikan nasional menurut rumusan Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional (KPPN) salah satunya adalah asas Pendidikan Untuk Semua (Education For All) yang berintikan belajar seumur hidup. (Pengantar Ilmu Pendidikan, Drs. Achmad Munib, S.H., M.Si., dkk.)
Namun, asas ini menjadi masalah bagi sebagian masyarakat, karena asas ini belum terlaksana dengan baik, banyak penyebab-penyebabnya antara lain :
-     Kurangnya atau bahkan tidak adanya fasilitas pendidikan di daerah pedalaman, sehingga anak-anak untuk bersekolah harus pergi ke kota. Untuk pergi ke kota membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit, mereka beranggapan bahwa biaya tersebut daripada untuk transportasi ke kota lebih baik untuk kehidupan sehari-hari. Jadi, banyak anak-anak yang tidak bersekolah, bahkan ada juga yang nekad pergi ke Jakarta untuk bekerja walaupun mereka masih dibawah umur.
Disinilah disiplin ilmu Geografi berperan, diharapkam Pemerintah akan lebih memperhatikan letak geografis dalam meratakan fasilitas pendidikan, agar asas Education For All dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
-     Tidak semua masyarakat mempunyai pendapatan yang cukup, masih banyak masyarakat yang berpendapatan sangat minim, apalagi mereka yang tinggal di desa. Mereka tidak mampu untuk membiayai anaknya bersekolah. Walaupun sudah ada bantuan dari pemerintah, tetapi bantuan itu belum merata.
Disinilah disiplin ilmu Ekonomi berperan, Pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan yang jumlahnya tidak sedikit, sehingga masyarakat desa banyak yang mempunyai pekerjaan tetap dan bisa mempunyai pendapatan yang cukup untuk membiayai anaknya bersekolah.
-     Banyak masyarakat desa yang masih percaya bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya jika orang tua mereka menjadi petani, maka anaknya harus  menjadi petani pula.
Disinilah ilmu Antropologi berperan, Pemerintah seharusnya melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan mereka. Dan disini juga tugas seorang Antropolog yang sesungguhnya diterapkan yaitu “sebagai seorang pemikir yang terlibat dalam perdebatan panjang kemanusiaan, yang pikiran-pikirannya dijadikan landasan bagi penataan yang lebih baik”. (Seminar “Posisi Antropologi dalam Indonesia Baru”, Irwan Abdullah)
Jadi seorang Antropolog harus berpikir keras bagaimana caranya menghilangkan mitos-mitos tersebut yang ada dalam masyarakat, karena yang harusnya diteliti bukan orang melainkan persoalan.
-     Kurikulum di Indonesia hampir setiap tahun berganti.
Disinilah disiplin ilmu Politik berperan, seharusnya kepentingan politik tidak hanya untuk golongan tertentu, tetapi lebih memikirkan untuk kepentingan bersama. Peran pemerintah melalui Menteri Pendidikan harus merumuskan dan menseragamkan Standar Kurikulum Nasional di Indonesia.
-     Keterbelakangan mental.
Masyarakat desa yang mempunyai keterbelakangan mental akan merasa malu untuk bersekolah, sedangkan di desa tidak ada Sekolah Luar Biasa. Sekolah Luar Biasa hanya ada di kota-kota besar dan itu pun biayanya mahal.
Disinilah disiplin ilmu psikologi berperan, seharusnya para psikolog lebih aktif mengadakan penelitian pada daerah-daerah terpencil untuk mengetahui dan memahami serta menanggapi seberapa banyak masyarakat desa yang mempunyai keterbelakangan mental.
-     Kurangnya sosialisasi antara pemerintah dengan masyarakat.
Disinilah disiplin ilmu Sosiologi dan Komunikasi berperan, seharusnya pemerintah melakukan berbagai sosialisasi melalui musyawarah desa atau semacamnya, agar pihak masyarakat dan pemerintah tidak kehilangan komunikasi, atau terkesan lebih dekat, dalam artian tidak akan ada yang akan berbuat semaunya sendiri.
-     Ketidak sesuaian antara UUD dengan realitasnya
Dalam UUD 1945 amandemen ke IV dijelaskan mengenai Pendidikan dalam Pasal 31 Ayat 1,2,3,4, dan 5. Tetapi pada kenyataannya belum sesuai dengan UUD 1945.
Buktinya masih banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945.




C.     Penutup
Dalam kehidupan masyarakat terdapat anggapan bahwa adanya superior dan diferior antara Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada Ilmu Pengetahuan Alam dianggap anaknya pendiam, pintar, tetapi berkebalikan dengan anak Ilmu Pengetahuan Sosial yang anaknya nakal-nakal. Masyarakat yang beranggapan seperti itu karena tidak tahu yang sebenarnya, dan anggapan itu akan membuat anak Ilmu Pengetahuan Sosial berkecil hati.
Tetapi sekarang sudah mulai ada kesetaraan antara Ilmu-Ilmu tersebut, dan pada kehidupan masyarakat kedua ilmu tersebut sama-sama dibutuhkan dan mempunyai keseteraan yang seimbang.

D.    Daftar Pustaka
Abdullah,Irwan.2014.Posisi Antropologi dalam Indonesia Baru.Yogyakarta:FIB UGM
Hardati,Puji. Dkk.2010.Pengantar Ilmu Sosial.Semarang:Widya Karya dan FIS UNNES
Munib,Achmad. Dkk.2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang:Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES


Tidak ada komentar:

Posting Komentar